Duhai malam yang sering ku tunggu
mengapa hadirmu tidak seriang dulu
ke mana perginya dia yang sering menyapa resahku
tidakkah dia tahu bahwa aku sering merindu ..?
Duhai malam yang hadirnya sering ku nanti
ingin ku tatap wajahnya sepuas hati
biar renungan ku menembusi jiwanya yang suci
biar menyala dalam marak api yang membakar diri ...
Sungguh aku tewas dalam rindu yang tidak terperi
malu ku pada siang, ku sembunyi dalam bayang ku sendiri
mahu ku teriak biar halilintar membelah bumi
mahu ku tangis biar hujan serata negeri ...
biar seisi alam tahu betapa aku cukup tersiksa
dalam asyik rindu dendam yang kian membara
biar semua mengerti apa yang tersirat di dalam hati
agar malam sentiasa membawanya menemani ku di sini ...
Duhai malam yang kini semakin sepi
betapa aku rindukan belaiannya hingga terlena dibuai mimpi
betapa aku rindukan bicaranya yang mendamaikan jiwa nurani
betapa aku rindukan gurau sendanya yang sering mengusik hati ...
Dan kini dia tiada lagi ...
malam-malam ku semakin sunyi tanpa dia di sisi
langit berhenti berdoa, awan berhenti berharap, entah bila dia akan kembali
meninggalkan aku teraba-raba mencari penghujung jalan cerita ini
aku masih di sini dalam penantian yang tidak pernah padam
tetap berharap hadirnya dia bersama malam agar rindu ku hilang .....
(dari Blog Multiply : mib-19012012)
mengapa hadirmu tidak seriang dulu
ke mana perginya dia yang sering menyapa resahku
tidakkah dia tahu bahwa aku sering merindu ..?
Duhai malam yang hadirnya sering ku nanti
ingin ku tatap wajahnya sepuas hati
biar renungan ku menembusi jiwanya yang suci
biar menyala dalam marak api yang membakar diri ...
Sungguh aku tewas dalam rindu yang tidak terperi
malu ku pada siang, ku sembunyi dalam bayang ku sendiri
mahu ku teriak biar halilintar membelah bumi
mahu ku tangis biar hujan serata negeri ...
biar seisi alam tahu betapa aku cukup tersiksa
dalam asyik rindu dendam yang kian membara
biar semua mengerti apa yang tersirat di dalam hati
agar malam sentiasa membawanya menemani ku di sini ...
Duhai malam yang kini semakin sepi
betapa aku rindukan belaiannya hingga terlena dibuai mimpi
betapa aku rindukan bicaranya yang mendamaikan jiwa nurani
betapa aku rindukan gurau sendanya yang sering mengusik hati ...
Dan kini dia tiada lagi ...
malam-malam ku semakin sunyi tanpa dia di sisi
langit berhenti berdoa, awan berhenti berharap, entah bila dia akan kembali
meninggalkan aku teraba-raba mencari penghujung jalan cerita ini
aku masih di sini dalam penantian yang tidak pernah padam
tetap berharap hadirnya dia bersama malam agar rindu ku hilang .....
(dari Blog Multiply : mib-19012012)
...dan dendam pun membara...
ReplyDeleteWoit sejak bila pula pandai bersajak nie ?
ReplyDeleteweiii den cdo, wa memang sering bermadah pujangga, sejak dari sekolah lagi. masa kat mghs, wa ada satu ruangan khas dlm buletin sekolah untuk sajak dan puisi wa ... lu mana tau, lu tau tembak2 aje ... huhu
ReplyDeletedan dendam pun membara ...
ReplyDeletemembawa sejuta rasa
menggamit rindu yg amat perih
lagukan syair untuk ku, wahai olrascal
agar terubat luka di hati ...
hahahaha
Sering2lah menulis. Suka membaca tulisan cinta. Terutama yang ada kaitan dengan kisah silam.
ReplyDeleteInsya'allah Pak Mail ... cinta ni banyak sangat diversion nya ... bukan tak menulis tapi sering bertandang ke laman lain. Insya'allah cinta akan berikan tumpuan di sini. Terimakasih banyak Pak Mail atas sokongan yg diberi ...
ReplyDelete