Pusaka Leluhur

Kita kembali pada penghormatan leluhur dan elmu leluhur karena leluhur kita itu toto, titi, gemi, nastiti, ati-ati. Kita harus menghormati leluhur walaupun berbeda agama dan tidak benar kalau leluhur kita menganut Animisme. Saat ini kita harus kembali kepada Pusaka Leluhur di mana pusaka leluhur ada 2 macam :
  1. Wujud : Tosan aji.
  2. Tidak Wujud : Ajaran.
Meremehkan pusaka berarti meremehkan leluhur kita karena pusaka dibuat oleh beliau-beliau. Pusaka membuka rahasia-rahasia alam. Keris jumlahnya banyak sekali karena sesuai dengan rahasia alam dengan frekwensi-frekwensinya. Leluhur membuat keris dengan frekwensi-frekwensi umum sesuai dengan yang dibutuhkan untuk menaikkan derajadnya. Kitab-kitab suci harus dijabarkan untuk mendapatkan apa yang tersirat demikian juga pusaka harus dijabarkan.

Zat-zat di dalam tubuh yang dapat diolah oleh pusaka :
  • Astral Magnetisme
  • Kriya Sakti
  • Kundalini
  • Rahsa
  • Roh
  • Bayu 
Ketinggian bangunan bisa mempengaruhi seseorang untuk dapat terolah. Antara manusia dengan keris terjadi hubungan tarik-menarik :
  • Mula-mula tingkat daya pada manusia ada di bawah daya keris.
  • Daya pada manusia ditarik/diangkat oleh daya keris. Manusia dalam keadaan diolah oleh keris.
  • Daya pada manusia setingkat dengan daya keris. Manusia sudah menyatu dengan keris.
  • Daya pada manusia berkembang ke tingkat yang lebih tinggi dari daya keris.
  • Daya pada keris ditarik/diangkat naik bersama-sama dengan daya pada manusia ke udara. Daya  keris diudarakan oleh manusia.
Sebaiknya supaya tidak mempunyai ambisi di dalam memiliki pusaka. Pusaka (dan juga batu) dayanya cocok-cocokan dengan seseorang. Hal semacam ini termasuk dalam Cakra Manggilingan. Kalau dulu pusaka itu miliknya/buatan leluhurnya/milik leluhurnya maka sekarang akan menjadi miliknya lagi. Orang lain mencari (ingin mendapatkan) pusaka itu tidak mendapatkan, tetapi orang ini tidak mencari malah mendapatkan pusaka itu. Jika ada pusaka di dalam keluarga maka harus dikuasai benar dan dipesankan kepada keturunan bahwa nantinya akan mengalami hal-hal yang tidak wajar supaya keturunan nantinya tidak menjadi bingung dan tidak tahu harus bertanya ke mana.

Jika seorang diberi pusaka pertama kali biasanya pusaka akan diganti-ganti,sampai pada suatu saat pusaka yang diberikan adalah pusaka tetap artinya dia sudah kuat oleh daya pusaka tersebut yang isinya semua daya-daya dari pusaka-pusaka sebelumnya ada pada pusaka yang ampuh tersebut.

Pusaka yang sudah menyatu atau manunggal dengan badan halus manusia, maka pusaka itu apabila hilang akan dapat kembali lagi bersamaan dengan pijaran sinar di dekat jantung. Dan jika orang tersebut meninggal dunia maka bersamaan dengan itu ujung pusaka tersebut lepas menembus rangkanya. Orang yang sudah manunggal dengan pusaka biasanya hanya mempunyai satu pusaka itu saja. Jika suatu pusaka sudah menyatu dengan sesorang maka daya pusaka itu sudah ada di badan orang tersebut (sudah terolah sehingga mempunyai daya pusaka tersebut), tanpa adanya pusaka tersebut maka badan orang tersebut bisa memancarkan daya seperti daya pusaka tersebut.

Di dalam menghunus pusaka hendaknya harus terhunus seluruhnya, jika seandainya terbuka hanya setengah lalu dimasukkan kembali maka apabila kita membatin/berjanji akan tertulis seperti apa yang telah ditetapkan.

Bila sedang menghunus pusaka dan gerak dari pusaka tersebut mengarah ke bawah itu tandanya adalah putusan sesuai dengan apa yang dimohon.

Memandikan Pusaka :
Dengan campuran : air nanas (2) dan air kelapa (1). Setelah karat bersih lalu dibersihkan dengan air kemudian diangin-anginkan (dikeringkan tanpa dilap dan jangan terkena sinar matahari langsung), terakhir setelah kering diberi minyak wangi melati atau apa saja (mawar, cempaka, dll).
Waktu yang baik untuk pembersihan pusaka : Boleh pada bulan Suro atau bulan Maulud, di dalam bulan Suro sebaiknya setelah hari ke sepuluh karena dari tanggal 1 sampai tanggal 10 Suro, pusaka Keraton Yogya dan Solo sedang dimandikan dan dikhawatirkan terjadi benturan daya.

Pengolahan pusaka : 1 set.
* Bagian kiri (cakra X) :- Getaran masuk dari sebelah kiri badan.
- Menerima kuliah.
- Ilmunya Syeh Maulana Magribhi.
* Bagian kanan (cakra XI) :
- Getaran masuk dari sebelah kanan badan.
- Wisuda tapi belum skop luas.
- Ilmunya Syeh Abdul Kadir Jaelani.
* Bagian tengah (cakra VII) :
- Getaran masuk dari bagian tengah badan.
- Sudah bisa mengobati dan mendayagunakan daya dari alam/jagad.
- Ilmunya Syeh Jumadil Qubro. Jumadil Qubro = Jumbuh Karo Adiling Jagad = Ketemu dengan adilnya
  jagad. Qubro = Jagad.

Arti daripada angka (daya yang berlaku dan luk pada pusaka) :
1 = Manusia.
2 = Manunggaling Kawulo Gusti.
3 = Allah, Muhammad, Rasullullah = Bapa, Putera, Roh Kudus.
   = Sang Hyang Nur Cahyo, Pikulun Podo Wenang, Ismoyo (Jinangkungan).
4 = Nafsu-nafsu manusia.
5 = Utusan (Honocoroko).
6 = Nentoake (Menentukan/Menetapkan).
7 = Pitulungan (Pertolongan).
8 = Turunnya Mahkuto Romo.
9 = Wali Songo (Ilmu Tuhan).
0 = Makrifatullah.
10 = Manusia yang mendekatkan diri ke Tuhan (Tuhan Sendiri).
11 = Manusia dengan Tuhannya (Dhat/Atom Allah).
12 = Apostle (Pengikut/Murid Kristus).

Contoh :
Luk 25 artinya : 2 = Manunggaling Kawulo Gusti, 5 = Utusan.
Jadi luk 25 artinya manunggaling kawulo gusti, dhat diolah agar menjadi utusan

Arti angka pada badan manusia (bagian yang mengalami pengolahan) :
1 = Daerah Sex?
2 = Pusar?
3 = Solar Plexus?
4 = Ulu Hati?
5 = Bahu Kiri Kanan?
6 = Punuk?
7 = Leher?
8 = Kepala
9 = Jantung

Contoh :
Wahyu Makuto Romo kodenya angka 8, 8 = angka kepala. Jadi untuk mendapatkan Wahyu Makuto Romo maka bagian badan yang terolah adalah kepala.

Luk 25 artinya :
2 : Manunggaling Kawulo Gusti.
5 : Utusan.
Jadi luk 25 artinya manunggaling kawulo gusti, dhat diolah agar menjadi utusan, dayanya : jika kita semedi maka para malaikat akan turun dan beliaupun akan turun.

Luk 17 artinya :
1 : Manusia.
7 : Langit-langit
Jadi luk 17 artinya kontak dengan para leluhur dari lapisan-lapisan langit.

Luk 12 artinya mengolah manusia dari sifat 12 apostle untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati (Podo Wenang), berjalan di jalan yang lurus (12 sifat manusia yang seperti 12 apostle akan diluruskan)

Luk 5 mengolah manusia menjadi utusan yaitu menjadi manusia yang relnya lurus di jalan Allah (moral, mental, watak, sifat, perilaku, spiritual dan pembawaan yang terpuji).

Khodam adalah isi keris, bukan daya dari keris. Tingkat dasar seseorang bisa mengetahui isi keris, syaratnya orang tersebut sudah terbuka Shadiqul Wa'dnya (Atom yang tak pernah ingkar) sehingga bisa mendapatkan keterangan yang sejelas-jelasnya. Apabila orang-orang banyak mengetahui daya dari pusaka-pusaka maka dikhawatirkan akan mengakibatkan pencurian pusaka-pusaka.

Pusaka-pusaka ada yang mempunyai hubungan gaib dengan suatu wilayah tertentu, misalnya : Pusaka A hubungan gaibnya dengan gaib dari Srandil.

Jika 2 pusaka dikatakan bertemu (pertemuan pusaka) maka itu bisa berarti pertemuan :
1. Antar isi pusaka (daya pusaka).
2. Antar gaib-gaib yang ada hubungannya dengan pusaka-pusaka tersebut.

Pusaka dan sesaji merupakan sarana untuk berdialog dengan Tuhan dan berhubungan dengan leluhur.

Manusia harus memakai sarana (kecuali dalam keadaan terpaksa/darurat) untuk menjaga jangan sampai manusia merasa seperti Tuhan (manusia itu kuasa tetapi tidak maha kuasa). Tanpa sarana pasti kodenya salib, orang digerakkan dalam cross position.

Jangan sengaja mendatangkan leluhur (ilmu menghadirkan itu dilarang agama) karena bisa ada jin/roh halus yang mengaku leluhur kita. Leluhur hadir tanpa kita menghadirkan dengan sengaja adalah hak Tuhan. Leluhur yang sudah di sisi Allah dikirim oleh Tuhan sebagai malaikat untuk kita (dari leluhur kita sendiri).

Mengetahui daya pusaka jika kita sedang kontak :
1. Tulang iga sebelah kiri kita hidup artinya kita kontak dengan Beliau perempuan.
2. Tulang iga sebelah kanan kita hidup artinya kita kontak dengan Beliau laki-laki.

Kode-kode penglihatan :
- Segitiga : Bagian jantung diolah secara spritual.
- Roda : Cokro Manggilingan (perjalanan hidup manusia).
- Bintang Lima : Petunjuk Tuhan (Surat An Najm).

Ada pusaka yang scopenya Jagad karena pusaka tersebut mengolah Atman. Pusaka itu mengolah manusia menjadi manusia An Naas sehingga manusia itu bisa memancarkan Atman yang bisa menembus apapun sehingga bisa mempengaruhi jagad. Daya dengan skope jagad keluar dari Cakra 7 (Cakra Mahkota). Daya dengan skope semesta keluar dari Cakra 10 dan 11 (Cakra-cakra Bahu Kiri dan Kanan).

Keris Majapahit umumnya tarikan vertikalnya tinggi. Ada pamor Ratuning Keris dan Pendetaning Keris, kedudukannya lebih tinggi Pendetaning Keris dari pada Ratuning Keris.

Pusaka dapat menunjuk surat dari al Qur'an atau al kitab dengan makna dan bimbingan dimaksud untuk manusia. Apabila pusaka di dalam dayanya menunjuk surat As Shaad, maka pengolahannya ada pada jantung dan sudah pasti levelnya tinggi. Karena dijantung terletak AKU sebagai zat Tuhan.

Pusaka putih :
- Pusaka putih licin disebut Panditone Pusaka.
- Pusaka putih kasar.

Pusaka tanpa pamor :
- Pusaka yang besinya hitam tidak ada pamornya dayanya adalah kuasa/kekuasaan.
- Pusaka yang besinya putih tidak ada pamornya dayanya adalah sifat putih.

Pusaka dengan besi kemerah-merahan/merah bata (Tosan Malik/Besi Melik) biasanya untuk santet dan untuk pertempuran. Sarananya dengan menggunakan serbuk besi. Pusaka ini bagus untuk bentengan, bisa Tumpes Sak Turunan (Tumpas Satu Turunan). Pusaka ini berdaya Olo Biso Becik Biso (Jahat bisa baik bisa) tanpa perlu sambatan, tanpa pamor juga berdaya bagus.
 
Pusaka Wrani : Keris yang terdiri dari campuran besi dengan lumpur yang bisa berakibat kulit gatal-gatal, dapat membuat kulit dan daging dapat busuk, jika kena anginnya saja dapat berakibat kulit dan daging busuk.

Pusaka dari bahan Meteor tarikan vertikalnya tinggi, dayanya Hangliputing Jagad (meliputi dunia).

Pusaka pamor Tiban sifat vertikalnya tinggi sekali yaitu sifat Wahyu.

Pusaka-pusaka yang bisa menghidupkan/menggerakkan/mengudarakan pusaka-pusaka lainnya :
- Keris Oumyang Majapahit.
- Keris Sangkelat.
- Keris Nogo Balik.

Pusaka pamor inti biasanya dayanya khusus (1 daya), tetapi ada juga pusaka dengan pamor inti yang isinya 4 daya. Pusaka dengan pamor inti ini harus diukup tiap-tiap Jumat Legi/Kliwon supaya jika kita sedang dalam bahaya maka isi dari pusaka tersebut (keluar seperti orang/manusia) akan masuk ke dalam badan kita untuk membentengi kita dari bahaya (misalnya jika kita mau diracun orang). Contoh pamor inti : pamor Gambar Sunyo.

Pusaka-pusaka yang sifatnya menetralisir dan bentengan harus sering-sering diberi minyak wangi (melati dll) untuk membersihkan dari daya-daya yang disedotnya.

Sebelum 4 Mpu dari Jawa Barat datang ke Jawa Timur, di Jawa Timur ada Mpu Pitrang dan Mpu Gandring.
Selain dibuat ke 2 Mpu tadi keris-keris Majapahit dibuat oleh resi-resi di mana keris buatan mereka pamornya tidak jelas.

Empu Keleng di dalam membuat pusaka mempunyai ciri khas pada pamor dengan gambar binatang.

Ornamen pada keris :
  • Harimau : lambang kekuasaan.
  • Harimau duduk : menjaga.
  • Harimau berdiri : kuasa tetapi pasrah pada Allah.
  • Burung Hong (Phoenix) : lambang rejeki.
  • Padi : lambang kelurusan dan rejeki.
  • Naga horizontal : daya pusaka masuk ke dalam tubuh manusia.
  • Gajah adalah lambang jalan lurus (gajah jika berjalan selalu lurus ke depan, tidak berbelok).
  • Kuda laut adalah lambang menegakkan kelurusan (kuda laut selalu berenang tegak, tidak rebah seperti ikan)
  • Kalajengking/Scorpio adalah lambang bila ilmunya lurus maka akan selamat tetapi bila tidak lurus maka akan buruk akibatnya (jika kalajengking ekornya lurus tidak berbahaya, tetapi jika ekornya melengkung / tidak lurus maka bisa menyengat / terkena racun).
Empu Ki Kuwung did alam membuat pusaka mempunyai ciri khas memasukkan sabda Beliau : Sopo Sing Kanggonan, Sesok Uripe Kan Raharjo (Siapa ketempatan pusaka ini (pusaka Ki Kuwung) hidupnya akan sejahtera). Cirinya : Kerisnya agak lebar dan di pejetannya ada ciri khasnya.

Orang yang masih senang dengan sifat duniawi disebut "Gandrung", tetapi orang yang mempunyai sifat vertikal (keTuhanan) yang sangat tinggi disebut "Gandring". Oleh karena itu pusaka Mpu Gandring sangat ampuh.

Kayu Tumongo (Timoho) yang rupanya asli belang-belang dipakai untuk warangka dan pegangan keris yang tua, sifat vertikal tinggi.

Pusaka Kerajaan Kahuripan (Jawa Timur).

Pusaka kerajaan Kahuripan (Jawa Timur) ada 2 :
1. Pusaka Erlangga (Pusaka I / Pusaka pegangan raja / pusaka raja pribadi)
2. Pusaka Dewi Sekar Taji (Pusaka II / Pusaka kerajaan).

Pusaka Erlangga.
Adalah Pusaka pegangan raja / pusaka raja pribadi.

Pusaka Dewi Sekar Taji.
Pusaka Dewi Sekar Taji luk 10 adalah pegangan wanita.
Sekar = Bunga. Ta = Tesing Gusti = Atom Allah. Ji = Aji.

Pusaka Kerajaan Pajajaran (Jawa Barat)

Pusaka kerajaan Pajajaran (Jawa Barat) ada 2 :
1. Pusaka Singa Putih (Pusaka I / Pusaka pegangan raja / pusaka raja pribadi)
2. Pusaka Manglar Mongo (Pusaka II / Pusaka kerajaan)

Pusaka Singa Putih.
Adalah Pusaka pegangan raja / pusaka raja pribadi.

Pusaka Manglar Mongo.
Punya pengaruh di jantung, orang yang memegang pusaka ini harus putih.
Manglar : Mengembang / meluaskan sayap.
Mongo : singkatan dari Mo – Go – Bo – To – Ngo, yaitu mematikan hawa nafsu / teguh dalam iman.
Manglar Mongo : Meluaskan sayap tetapi teguh dalam iman.
Gajah : Kelurusan.
Gajah Mongo : Lurus dalam iman (teguh).
Ada keris pamor Naga Manglar Mongo dan Ganesha Manglar Mongo.
Cakra mahkota (cakra VII) kalau disamakan dengan keris pamornya Manglarmongo dengan gambaran burung garuda yang mengembangkan sayapnya dengan lebar.
Maksudnya adalah : Mongo = cakra VII, Manglar = menjangkau dengan luas. Daya yang skopenya Jagad keluar dari Cakra Mahkota.
Contohnya : Daya yang diolah oleh pusaka Manglar Mongo.
Daya yang skopenya Semesta tapi belum jagad keluar dari Cakra-Cakra Bahu (Cakra 10 dan 11).
Contohnya : Daya yang diolah oleh pusaka Wahyu / Wali Songo untuk menggerakkan Gaib-gaib kenegaraan se Indonesia.

Pusaka Kerajaan Majapahit (Jawa Timur)
 
Pusaka kerajaan Majapahit (Jawa Timur) ada 2 :
1. Pusaka Sangkelat (Pusaka I / Pusaka pegangan raja / pusaka raja pribadi).
2. Pusaka Condong Campur (Pusaka II / Pusaka kerajaan).

Pusaka Sangkelat.
Sangkelat : Sang Komo Lati = Hayat hidup diucapkan jadi.
Sang = Sifat tinggi.
Komo = Hayat hidup.
Lati = Ucapan.
Sifatnya tidak ingin diungguli / diserang oleh pusaka-pusaka lainnya (kedudukan-nya sangat tinggi : sifatnya diatas pamor pusaka lainnya.
 
(Zaman Majapahit) ).
Mpu Supo Sepuh adalah pembuat pusaka Sangkelat.
Pusaka Sangkelat adalah pusaka Raja Majapahit sejak Raja Raden Wijaya.
Dayanya semua daya dari pamor-pamor yang ada pada pusaka-pusaka baik pamor inti maupun pamor campur ada di pusaka Sangkelat (pusakanya / pegangan Raja).
Dalam riwayat pusaka Sangkelat pernah lepas dari rangkanya dan bertarung diudara dengan pusaka lainnya yang menyerang. Prabu Brawijaya tidak dapat menurunkan pusaka tersebut dari udara, maka dipanggillah Mpu Supo untuk menurunkan pusaka tersebut. Mpu Supo dengan menggunakan Pusaka Condong Campur akhirnya dapat menurunkan pusaka-pusaka yang sedang bertarung tersebut ke bawah.

Pusaka Condong Campur.
Condong campur maksudnya campur dengan aspirasi rakyat. Istilahnya seluruh daya dari pusaka-pusaka menjadi campur. Sifatnya menetralisir pusaka-pusaka lain yang berlawanan sehingga tidak terjadi benturan-benturan / perang antar pusaka (Dibuat oleh Mpu Supo). Condong Campur adalah pusaka untuk kewibawaan dalam wilayah, berwibawa terhadap rakyat. Pusaka ini adalah pusaka zaman Majapahit yaitu pusaka kerajaan / negara.

Pada zaman Islam pusaka raja adalah pusaka Nogo Sosro Sabuk Inten. Sifatnya membentuk kejiwaan raja dan kesaktian. Dibuat oleh Mpu Supo Gati (adik dari Mpu Supo Sepuh).
Nogo Sosro = Sejuta Nur Gaib.
Dalam Agama Budha daya pusaka Nogo Sosro ini sama dengan Sejuta Budha.

Pusaka Pengayom / Pelindung Nuswantara Pada Zaman Majapahit

Pusaka pengayom / pelindung Nuswantara pada zaman Majapahit :
1. Pusaka Oumyang Majapahit.
2. Pusaka Sabdo Palon (SP).
Pasangan / Gandengan pusaka Oumyang Majapahit adalah pusaka Sabdo Palon (SP). Pusaka Oumyang Majapahit tanpa pusaka Sabdo Palon (SP) akan pincang.

Pusaka Oumyang Majapahit.
Oumyang = Yang Maha Tinggi = Yang Maha Kuasa : Kuasa atas segala kekuasaan dan kuasa atas segala kekayaan. Enersi yang maha tinggi bersifat keTuhanan.
Menurut Buku Keris, Pamor Oumyang Majapahit adalah pamor Pakar (orang yang ahli / keahlian), diistilahkan : Sepiro musuhe kekes kabeh (Sebanyak / sesakti apapun musuhnya kalah / habis semua).
 
Daya pusaka Oumyang Majapahit (dari pamor Pakar) :
1. Kuat angkat junjung drjad. Kuat junjung drjad :
- Kuat junjung orang dari kegelapan.
- Kuat junjung derajad orang.
- Kuat menyembuhkan keadaan yang sakit (perlu pusaka skope jagad). Kuat angkat junjung berarti kuat angkat orang / bangsa dari kegelapan. Sebelum dijunjung, orang / bangsa harus diangkat dari kegelapan. Caranya dengan : Angleledo, Bejane sing dipunduti candrane kahening siro sedoyo. --> Ciri Satrio Piningit.
Angleledo = menyamarkan / menggoda.
Dipunduti = sepertinya diminta untuk memenuhi suatu persyaratan agar hidupnya terangkat. Semua kegelapan manusia bersumber dari Amarah (tetapi Amarah ini banyak kawannya), jika kita bisa mengendalikan Amarah maka akan bisa mengawali dan bisa mengakhiri sehingga bisa menggarisbawahi cukup sampai disini (seperti Aku - kembali kepada Tuhan).
2. Sepiro musuhe kekes kabeh (Sebanyak / sesakti apapun musuhnya kalah / habis semua). Sesakti apapun musuhnya jika dihidupkan Akunya tidak akan berdaya.
3. Ojo pisan-pisan siro kumawani, sing wani yen ora loro yo edan (Jangan sekali-kali terlalu berani (anggap remeh), jika berani akan sakit atau gila.
Isinya : Wanita (wadah suci) Lambang Isi Oumyang Majapahit :
Semuanya ada di situ (Yang Maha Kuasa : Kuasa atas segala kekuasaan dan kuasa atas segala kekayaan).

Karena semuanya ada disitu maka Tuhan-Tuhan Kecil akan pergi, roh-roh halus sesakti apapun tidak berani (seperti Lengkung Kusumo). Tuhan kecil --> membuat nafsu menjadi dayanya --> daya mistik.

Surat yang ditunjuk :
1. Surat Adz Dzaariyaat (Angin yang mencerai-beraikan). --> Alif.
2. Surat Al Ghaasyiyah (Hari selubung malapetaka). --> Lam.
3. Surat An Fushshilat (Yang dijelaskan). --> Mim.
Ujian dari pusaka Oumyang Majapahit adalah membawakan sifat cinta kasih (sifat pemurah, pengasih dan penyayang).
 
Pengaruh Oumyang Majapahit :
- Dilayani / diladeni orang-orang.
- Jika orang sedang bertapa didatangi pusaka ini maka dia harus menghentikan tapanya (harus selesai).
 
Daya pada orang yang menyatu dengan Oumyang Majapahit :
1. Tidak ada yang tersembunyi.
2. Kata dari sana diucapkan maka akan seperti sajadah terbentang (diberi selubung yang hanya orang itu yang bisa melepaskannya) jika orangnya sudah keterlaluan. Oumyang Majapahit warangkanya harus diberi selongsong emas (lambang kemuliaan). Pusaka Oumyang Majapahit sifat dayanya adalah kuasa ilmu dan orang diajak untuk marifat. Oumyang Majapahit adalah sumber elmu. Sifat dayanya adalah kuasa ilmu dan mengajak orang untuk marifat. Dan siapa yang berani menghunus pusaka ini maka harus berani untuk diajak marifatullah dengan ilmu-ilmu gaib. Bila seseorang yang masih menggunakan nafsunya maka dia tidak akan kuat atau tidak tahan jika dia datang ke Tebet karena mau tidak mau dia akan terolah dengan Pusaka Oumyang Majapahit. Selama orang masih menganut ilmu yang sifatnya kesaktian atau yang sifatnya mistik maka bila orang itu ke Tebet akan berakibat ilmu tersebut akan Badar (hapus). Bagi yang datang ke Tebet sadar atau tidak sadar akan ditempelkan Condronya Beliau melalui Pusaka Oumyang Majapahitnya, oleh karena itu jika kita dipernahake (dinasehati) oleh Bapak maka kita harus menurut dan mengerjakan apa yang diminta. Didalam pengolahan terhadap Pusaka Oumyang Majapahit maka akan terdapat istilah : Yen Lakumu Lan Sowanmu Ketompo, Sak Penjaluke Ing Roso Katekan, maksudnya adalah asalkan laku / amalanmu dan kedatanganmu diterima maka bila melaksanakan suatu permohonan dengan membatin di dalam hati, maka permohonannya akan sampai. Rahasia dari Pusaka Oumyang Majapahit adalah dapat menghidupkan /
mengudarakan pusaka-pusaka yang lainnya. Pusaka Oumyang Majapahit mengolah manusia untuk ditingkatkan spiritualnya tingkat demi tingkat dilewatkan Jembatan Shiraathal Mustaqiim sampai Alam Lahut yang menghasilkan daya Sastro Jendro Hayu Ningrat Pangruwating Diyu artinya manusianya bisa mempunyai daya Ngudari Benang Ruwet (menguraikan masalah). Oumyang Majapahit itu pengolahannya pada Aku (Gaib Tuhan sendiri) yaitu Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan, Yang Awal dan Yang Akhir (Dalam Al Kitab : Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan dan Aku akan datang sebagai Manusia untuk menghakimi). Juga mengolah manusia untuk dapat mempunyai daya Kun Fa Yakuun. Karena pengolahannya pada Aku maka jika Oumyang Majapahit dihunus akan berdaya untuk menghidupkan dan mematikan sesuatu, mengawali dan mengakhiri sesuatu sehingga tidak boleh dihunus secara sembarangan (diistilahkan : Kudu Ono Gawe / Kudu Entuk Gawe = Harus ada yang dikerjakan).

Jadi bila terpaksa dihunus harus ditentukan tujuannya :
- Yen arep nguripke, nguripke opo / sopo.
- Yen arep mateni, mateni opo / sopo.
- Yen arep ngawali, ngawali opo.
- Yen arep ngakhiri, ngakhiri opo.
(Jika ingin menghidupkan, menghidupkan apa / siapa)
(Jika ingin mematikan, mematikan apa / siapa)
(Jika ingin mengawali, mengawali apa)
(Jika ingin mengakhiri, mengakhiri apa)
Daya Oumyang Majapahit adalah daya Surat Adz Dzaariyaat : Kuasa Mukjizat. Pengolahan Oumyang Majapahit untuk mendapatkan Enersi Yang Maha Tinggi sehingga bisa melepaskan manusia dari lepetan-lepetan / dosa dalam waktu singkat. Pusaka Oumyang Majapahit mengolah Enersi Yang Maha Tinggi pada diri manusia sehingga:
- Bisa mengetahui daya-daya yang akan turun dari langit.
- Mempunyai firasat yang tinggi.
- Manusia yang memegang pusaka tersebut dapat terkabul permohonannya (Sak Penjaluke Ing Roso   Katekan).

Pusaka Oumyang Majapahit mengolah pada :
1. Mematikan nafsu darah (Wahyu Sastro Jendro Hayu Ningrat Pangruwating Diyu).
Gunanya untuk mengangkat / melepaskan dosa-dosa kita / orang lain akibat perbuatan hidupnya / dosanya sendiri. Untuk memberikan terang kepada orang yang terkena elmu tidak bisa dengan daya ini.
2. Mendayagunakan Atom dari Energi Yang Maha Gaib.
Dayanya mengangkat / melepaskan / memberikan terang kepada kita/orang lain dari elmunya sendiri maupun diserang orang lain. Bila sudah berhasil mendayagunakan Atom dari Energi Yang Maha Gaib maka dapat disebut Marifat dari Marifatullah.

Oumyang Majapahit mengolah seseorang untuk menjadi marifat, mengolah cakra 13 dan orang diajak supaya bisa mencapai nol / kosong baik itu materi, fisik maupun rohani lalu dilewatkan Jembatan Shiraathal Mustaqiim. Bila lulus diolah pusaka ini maka mengenai rezeki dan lainnya akan bagaikan air mengalir di sungai Kautsar asal hidupnya harus lurus bagaikan relnya Al Qur'an. Oumyang Majapahit adalah kuasa ilmu-ilmu gaib, bisa mengudarakan pusaka-pusaka lain.

Riwayat dari pusaka Oumyang Majapahit :

Dibuat oleh seorang Empu yang mana setelah pusaka itu jadi, Empu tersebut takut bilamana pusaka ini jatuh atau ketempatan pada orang yang salah. Lalu oleh Empu tersebut pusaka ini dibuang ke laut dengan harapan suatu saat akan ada orang yang benar-benar cocok dan sanggup akan ketempatan pusaka ini. Pada suatu ketika ada seseorang nelayan melihat seorang putri berteriak minta tolong di laut, lantas oleh nelayan tersebut putri itu ditolongnya. Namun begitu dipegang oleh nelayan, putri tersebut berubah menjadi sebuah keris. Pusaka ini konon oleh Paku Buwono X dicari-cari dengan mengadakan sayembara karena Beliau mengetahui mengenai kedahsyatan dan kehebatan dari pusaka ini. Dalam sayembara itu dikatakan bahwa tidak hanya pusaka tersebut yang akan dirawat oleh Beliau tetapi juga orang yang menemukannya / menyimpannya akan diboyong ke keraton untuk dijadikan abdi dalem keraton karena Beliau sendiri merasa tidak kuat untuk ketempatan pusaka tersebut akibat gawatnya daya dari pusaka tersebut. Tetapi nelayan yang mendapatkannya tidak datang bahkan dicari ke desanya tidak ketemu, menghilang bersama pusaka tersebut. Pusaka ini didapatkan oleh Bapak Parwoto ketika bersama-sama tentara Indonesia di jaman Jepang memasuki kantor tentara Jepang yang sudah ditinggalkan. Saat itu sebagaimana lazimnya masa peperangan semua besi-besi yang ada dirampas oleh tentara pendudukan dan dikumpulkan untuk keperluan perang dalam hal ini termasuk juga pusaka-pusaka. Di dalam kantor tentara Jepang itu ada banyak pusaka hasil rampasan tentara Jepang (salah satunya adalah Oumyang Majapahit) yang kemudian dibagi-bagi di antara tentara Indonesia. Bapak Parwoto mendapatkan pusaka Oumyang Majapahit tanpa mengetahui pusaka apa itu sebenarnya (tidak memilih secara sengaja). Pusaka Oumyang Majapahit ini baru dikenali ketika akan diberi warangka, dibawa ke toko pembuat warangka dan dikenali oleh pemilik toko tersebut.

Pusaka Sabdo Palon (SP)
 
Sabdo = Sabda, ucapan.
Palon = Panutaning Ngaurip = Tuntunan Hidup.
Sabdo Palon = Sabdo Panutaning Ngaurip.
Noyo = Wajah.
Genggong = Langgeng.
Noyo Genggong = Langgeng Sifate.
Sabdo Palon Noyo Genggong = Sabdo Panutaning Ngaurip Langgeng Sifate.
= Tuntunan Hidup Yang Bersifat Langgeng.
Yang dimaksud dengan Sabdo Palon Noyo Genggong adalah Ajaran-Ajaran Yang Tersirat Dalam Kitab Suci (Al Qur'an, Al Kitab dll). Dahulu Ajaran ini dikumpulkan berupa sebuah buku yang ditulis oleh Beliau Wali X.Yang datang bersamaan dengan datangnya pusaka SP : Anak-Anak Kecil Bersayap.

Menurut buku keris, pamor pusaka SP adalah Pamor Ikar yang dayanya
:
1. Wong Siji Biso Katon Sepuluh (Orang 1 bisa terlihat ada 10).
2. Biso Neka-ake Angin Prahoro (Bisa mendatangkan angin prahara).
3. Biso Anjagani Negoro (Bisa menjaga negara).
4. Sosok Kendit Mimang : Wong Sing Nduwe Karep Olo Bakal Bingung (Bagaikan Kendit Mimang / Akar Mimang) : Orang yang berniat jahat akan bingung sendiri). Pusaka SP mengolah pada Cahaya Cinta Kasih, syaratnya orang harus mati nafsu dagingnya (Kristus menebus dosa manusia dengan darahnya).
Lambang Isinya : Dia datang tanpa diduga, dia pergi tanpa diketahui (Aku datang bagaikan pencuri dalam kelengahanmu).

Surat yang ditunjuk :
1. Surat Al Qiyamah (Kebangkitan). --> Alif.
2. Surat Al Furqan (Pembeda). --> Lam.
3. Surat Al Fajr (Terbit Fajar). --> Mim.
 
Menurut buku keris, bila SP dihunus : Bakal Nekano Angin Prohoro, Wong-wong Sing Nang Duwur Sing Ora Bener Bakal Tibo (Akan mendatangkan Angin Prahara (Adz Dzaariyaat), orang-orang yang di atas (para pemimpin) yang tidak benar akan berjatuhan).
 
Daya pusaka ini :
1. Bisa memisahkan yang bathil dan yang benar.
2. Bisa melepaskan orang dan yang bersifat bathil dari kegelapan supaya mendapat terang.
3. Wus Biso Wulang Wuruk (Bisa mengajar / memberi keterangan tentang hal-hal yang Wingit (tentang     gaib).

Pemegang pusaka SP mempunyai daya :
- Bagaikan Kendit Mimang (Akar Mimang) : Orang yang berniat jahat akan bingung sendiri (terkena daya   Surat Al Furqon). Akar Mimang adalah akar yang melingkar-lingkar, bisa untuk menangkal daya negatif.
- Daya Salib Penyembuhan (Karunia Rohul Kudus Kuasa Menyembuhkan).

Pusaka ini mendatangkan cobaan dan ujian hidup yang berat (Aku akan datang sebagai manusia. Jika Tuhan hidup mendekat kepada anda, maka bukan kebahagiaan dan kemuliaan yang datang tetapi justru cobaan dan
ujian yang berat ). Walaupun cobaan dan ujian dari pusaka SP berat tetapi pusaka ini mendatangkan Keadilan dan untuk menyelesaikan suatu persoalan (menggaris bawahi sampai disini saja). Pusaka ini tidak mau diberi emas, cukup Kayu Tumongo / Timoho (Aku tidak butuh emas, kalau sampai pusaka ini minta diberi selongsong emas maka habislah orang-orang kaya yang mendapatkan kekayaannya dengan tidak sah).
Kalau pusaka ini dipaksa masuk ke selongsong emas maka pusaka ini akan keluar / naik dari warangkanya.
Umumnya Kayu Cendana, paling bagus di Kayu Gaharu tetapi berbahaya untuk orang lain, cukup pegangan dan pendoknya saja, dayanya bagus.

Riwayat dari pusaka Sabdo Palon :
 
Tahun 1960 ada orang tua datang ke Pak Atmo menitipkan pusaka ini dengan pesan bahwa isi dari pusaka ini ada di Jakarta / di Pak Parwoto (Isinya datang) dan orangnya akan datang mengambil, lalu orang tua itu pergi, dicari tidak ketemu (seperti menghilang). Pusaka ini mendatangkan cobaan dan ujian hidup yang berat.
Tahun1967 ada cobaan dipundutnya putri kesayangan Beliau.
Tahun 1968 ada cobaan berat harta benda.
Tahun 1969 pusaka diambil oleh Pak Parwoto (Wadahnya dijemput).
Yang datang bersamaan dengan datangnya pusaka SP : Anak-Anak Kecil Bersayap.
Tahun 1970 pada Malam Natal turun Cahaya Allah yang gambarannya berupa Bunda Maria dan Yesus.
Pengertiannya adalah Bunda Maria = Wadah Suci & Yesus = Roh Kudus = Roh Suci, berarti yang diterima Pak Parwoto hakekatnya adalah :
Sucikan wadah (badan) karena Roh Kudus akan masuk (akan memakai wadah), dengan kata lain akan diolah untuk menerima Karunia Roh Kudus. Berarti harus memelihara badan supaya selalu dalam kondisi siap dipakai Tuhan sebagai wadah dengan cara :
- Merendahkan hati.
- Memelihara diri dari nafsu darah.
Tahun 2000 pusaka ini dengan pusaka Oumyang Majapahit keduanya bersatu aktif dalam kenegaraan (bergerak minta diudarakan).

Perbedaan Antara Pusaka Oumyang Majapahit Dengan Pusaka Sabdo Palon :

Pusaka Oumyang Majapahit :
 
1. Pamornya :
Pamor Pakar (orang yang ahli).
Diistilahkan : Sepiro musuhe kekes kabeh (Sebanyak / Sesakti apapun musuh-nya habis semua).
2. Isinya :
Wanita (wadah suci).
 
3. Lambang Isinya :
Semuanya ada disitu (Yang Maha Kuasa : Kuasa atas segala kekuasaan dan kuasa atas segala kekayaan).
 
4. Surat yang ditunjuk :
-  Surat Adz Dzaariyaat (Angin yang mencerai-beraikan).
-  Surat Al Ghaasyiyah (Hari selubung malapetaka).
-  Surat An Fushshilat (Yang dijelaskan).
 
5. Ujiannya :
Membawakan sifat cinta kasih (sifat pemurah, pengasih dan penyayang).
 
6. Pengaruhnya :
-  Dilayani / diladeni orang-orang.
-  Jika orang sedang bertapa didatangi pusaka ini maka dia harus menghentikan tapanya (harus selesai).
 
7. Pengolahannya :
-  Mengolah manusia untuk ditingkatkan spiritualnya tingkat demi tingkat dilewatkan Jembatan Shiraathal    Mustaqiim sampai Alam Lahut untuk mendapatkan Enersi Yang Maha Tinggi (Atom Yang Maha Gaib -->    Aku), sehingga punya daya Ngudari Benang Ruwet (menyelesaikan masalah).
-  Juga mengolah manusia untuk dapat mempunyai daya Kun Fa Yakuun.
 
8. Dayanya :
Pemegang pusaka ini mempunyai daya :
- Tidak ada yang tersembunyi.
- Kata dari sana diucapkan maka akan seperti sajadah terbentang (diberi selubung yang hanya orang itu yang bisa melepaskannya) jika orangnya sudah keterlaluan.
 
9. Jika dihunus :
-  Kudu Ono Gawe / Kudu Entuk Gawe (Harus ada yang dikerjakan).
-  Siapa yang berani menghunus pusaka ini maka harus berani untuk diajak ma'rifatullah dengan ilmu-ilmu    gaib.
 
10. Warangkanya :
Pusaka ini warangkanya harus diberi selongsong emas (lambang kemuliaan).



copy from DS by iwan_09

0 comments:

Post a Comment

Kalau digumpal sekecil kuku, kalau dibentang selebar alam, walau sebesar biji labu, bumi dan langit ada di dalam ....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Support : Bila Cindaku Menulis | Abjad Rumi Ke 13 | Mencari Identiti
Copyright © 2013. Bila Cindaku Menulis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger